Kamis, 14 Juli 2011

Cinta??


Tanda tanyaku kian membesar
Sadarkah kau permainkanku bagai boneka?
Sudikah kau anggapku layaknya manusia?
Di manakah akal sehatmu cinta?

Batu di antara desiran pantai tampak kuat
Walau sering dihempas ombak ia bergeming
Apakah sama aku dengannya?
Diam tanpa rasa tiap kau hempaskan hatiku?

Pikirku mulai tak kuasa bila malam gelap dating
Kuasai hatiku dengan badainya
Inginkah kau aku pergi bersama sisa hati tak utuh lagi?
Bisakah aku kembali damai walau tak sama lagi?

Sobat

Seakan lampu-lampu itu kian meredup
Ketika kau sobat menatapku bagai ragu
Merasakan udara yang seketika pengap
Ku bertanya sendiri dalam sanubariku

Apakah kita masih teman sobat?
Masihkah kau anggap aku bagianmu?
Ya, aku ingin kau selalu ingat
Akan janji setiaku padamu dulu
Jangan salahkan aku jika kuucap
Aku rindu padamu sobat!

Cahaya yang Setia

Pagi itu saat mata ini masih terpejam
Kilau cahaya membelah malam
Kemilau embun bagai berlian berjatuhan
Sorot matamu menatapku hendak menyapa

Selamat pagi para insane dunia
Ketika malam terpuruk di bawah kaki sang mentari
Dan ketika itu juga Sang Penguasa Cahaya tersenyum
Membentangkan sayap-sayap sinarnya merengkuh angkasa

Mereka berkata “Sungguh indah hari ini”
Tak bermaksud memuji Sang Pencipta
Bahkan ketika cahaya itu menusuk kulit mereka
Mereka berkata “Awan tutupilah ia segera”

Kini Sang Penguasa Cahaya tersenyum
Akankah ia kembali hari esok?
Ketika malam memenangkan atas dirinya
Kini ia bersembunyi di bawah jubah hitam malam

Pohon Muda

Pohon muda itu membuatku mulai berkhayal
Bagai diriku sendiri yang begitu rapuh
Angin kencang sekejap dapat hancurkan ia
Seketika itu pula lenyap tak tersisa

Pohon muda itu membuatku mulai berpikir
Samakah aku dengannya kini?
Terombang ambing dalam lautan angin
Menerpaku hingga aku pun goyah

Pohon muda itu membuatku mulai berharap
Saat angin meniadakannya
Tak ingin akku bernasib sama
Kehilangan diriku karena terpaan angin cinta